Jangan lupa dengan melatih bayi berbicara, kita sekaligus akan merangsang perkembangan emosi, sosial dan kecerdasannya. Dengan latihan secara rutin diharapkan lama-kelamaan bayi dapat menjawab ucapan orang tuanya dengan kata-kata bahkan kalimat.
Nah, supaya si kecil tidak terlambat berbicara, lakukan metode praktis melatih bayi berikut ini
setiap hari:
I. Berbicaralah kepada bayi sebanyak dan sesering mungkin.
1. Bertanya pada bayi
Contohnya, ''Kamu haus, ya? Mau susu lagi?; Ini gambar apa?; Ini boneka apa?; Ini warnanya apa?; Ini namanya siapa?''
2. Berkomentar terhadap perasaan bayi
Contohnya, ''Kasihan, adik rewel. Kepanasan, ya?; Nah, sekarang dikipasin ya?; Ooo, kasihan, adik rewel gatal digigit nyamuk, ya?; Jatuh ya? Sakit? Sini diobatin!''
3. Menyatakan perasaan ibu/ayah
Contohnya, ''Aduh, Mama kangen banget sama adik. Tadi Mama di kantor ingat terus sama adik. Mmmh, Mama sayang deh, sama adik.''
4. Berkomentar tentang keadaan bayi
Contoh, ''Tuh, mulutmu mungil, ya!; Wah, rambutmu masih botak!''
5. Berkomentar mengenai kemampuan atau perilaku bayi
Contohnya, ''Wah, Rini sudah bisa duduk!; Eeee, Tono sudah bisa berdiri?; Horee, anakku sudah bisa jalan!''
6. Bercerita tentang benda-benda di sekitar bayi
Contoh, ''Ini namanya bantal. Warnanya merah muda. Ada gambar Winnie the Pooh-nya.; Yang ini namanya boneka Teletubbies. Ini yang warna merah. Ini yang warnanya hijau. Yang itu ungu. Nih, coba peluk.''
7. Bercerita tentang kegiatan yang sedang dilakukan pada bayi
Contoh, ''Adik mandi dulu, ya? Pakai air hangat, pakai sabun, biar bersih, biar kumannya hilang,
biar kulitnya bagus. Sekarang dihandukin biar kering, tidak kedinginan. Wah, Adik wangi. Sekarang pakai baju dan celana. Nah, selesai. Enak, kan? Habis ini minum ASI terus tidur, ya?''
8. Bercerita tentang kegiatan yang sedang dilakukan orang tua
Contohnya, ''Mama sekarang mau bikin susu buat adik! Ini susunya 3 takar ditambah air 90 ml, terus dikocok-kocok. Terlalu panas enggak? Oh, enggak. Nah, siap deh!''
II. Dengarkan suara bayi, berikan jawaban atau pujian
Ketika bayi bersuara atau berbicara walaupun tidak jelas, segeralah ayah/ibu menoleh dan memandang ke arah bayi dan mendengarkan suaranya seolah-olah mengerti maksudnya.
Pandang matanya, tirukan suaranya, berikan jawaban atau pujian, seolah-olah bayi mengerti jawaban ayah/ibu.
Contoh: Ta-ta-ta-ta? Ma-ma-ma-ma? Kenapa, sayang? Minta susu? Mau pup?
III. Bermain sambil berbicara
- Cilukba
Ayah/ibu mengucapkan, ''Ciluuuuuuk!'' sambil menutup muka dengan bantal beberapa detik kemudian bantal disingkirkan sambil ayah/ibu mengucapkan, ''Baaaaaa!''
- Kapal terbang
''Nih ada kapal sedang terbang. Ngengngngngng...'' Lalu arahkan kapal terbang mendekati wajah si kecil terus mendarat di atas perutnya.
- Boneka
Seolah-olah ayah/ibu berbicara kepada bayi, ''Halo, kamu bayi yang lucu, ya?''
- Menyebutkan anggota badan
Misalnya, ''Ini tangan. Ini kaki. Tiiiik...kitik...kitik., ini jari-jari.''
IV. Bernyanyi sambil bermain
Putarkan kaset lagu anak-anak, ikutlah bernyanyi, sambil bertepuk tangan dan goyang kepala.
Misalnya, ''Pok-ame-ame, belalang kupu-kupu, tepok biar ramai, pagi-pagi minum .... susu.'';
''Cicak-cicak di dinding, diam-diam merayap, datang seekor nyamuk, .....hap! Lalu ditangkap.'';
''Dua mata saya, hidung saya satu...,'' sambil menunjuk ke mata, hidung dan seterusnya.
V. Membacakan cerita sambil menunjukkan gambar-gambar
Bacakan cerita singkat dari buku cerita anak yang bergambar. Tunjukkan gambar tokoh-tokoh yang ada dalam cerita seperti binatang, benda-benda, dan manusia.
VI. Banyak berbicara sepanjang jalan ketika bepergian
Tunjuklah benda-benda atau kejadian sambil menyebutkan dengan kata-kata secara berulang-ulang. Itu layang-layang sedang terbang, itu kakak sedang menyeberang jalan, itu burung sedang terbang, itu pohon ada bunganya, dan lainnya.
VI. Bermain dengan anak lain yang lebih jelas dan lancar berbicaranya
Ajak bayi bermain dengan anak lain seperti kakak, tetangga, atau sepupu yang sudah lebih jelas
berbicaranya. Kemudian, bermain bersama menggunakan boneka, kubus, balok, lego, buku bergambar dan lainnya.
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Menurut Soedjatmiko ada beberapa hal yang mesti diperhatikan orang tua ketika mengajarkan berbicara pada bayi adalah :
- Jangan memaksa si kecil berbicara.
- Kalau bayi bersuara walaupun tidak jelas, tetapberikan jawaban seolah-olah ibu/ayah mengerti ucapannya.
- Pujilah segera kalau dia seolah berbicara benar.
- Jangan menyalahkan kalau ucapannya tidak benar.
- Kalau bayi sudah bosan sebaiknya beralihlah ke kegiatan lain yang menarik dan menyenangkan.
- Jangan memotong ocehan bayi. Inilah alasannya :
(1) Saat mengoceh, bayi sebenarnya sedang berusaha menyampaikan pendapat atau ide-idenya. Kalau orang tua sampai memotong ocehan bayi, berarti juga memotong ide yang ingin disampaikan bayi. Perlu diketahui, mengoceh merupakan bagian dari latihan mengembangkan pendapat maupun ide.
(2) Kalau orang tua sering memotong ocehan bayi, dikhawatirkan si kecil kelak tak memiliki
kepercayaan diri yang kuat. Ia akan selalu takut untuk berbicara.
(3) Bayi ingin ocehannya diperhatikan dan dihargai. Memotong ocehannya akan membuat si bayi merasa tak dihargai. Jadi, jangan sekali-sekali memotong ocehannya.
Nah, supaya si kecil tidak terlambat berbicara, lakukan metode praktis melatih bayi berikut ini
setiap hari:
I. Berbicaralah kepada bayi sebanyak dan sesering mungkin.
1. Bertanya pada bayi
Contohnya, ''Kamu haus, ya? Mau susu lagi?; Ini gambar apa?; Ini boneka apa?; Ini warnanya apa?; Ini namanya siapa?''
2. Berkomentar terhadap perasaan bayi
Contohnya, ''Kasihan, adik rewel. Kepanasan, ya?; Nah, sekarang dikipasin ya?; Ooo, kasihan, adik rewel gatal digigit nyamuk, ya?; Jatuh ya? Sakit? Sini diobatin!''
3. Menyatakan perasaan ibu/ayah
Contohnya, ''Aduh, Mama kangen banget sama adik. Tadi Mama di kantor ingat terus sama adik. Mmmh, Mama sayang deh, sama adik.''
4. Berkomentar tentang keadaan bayi
Contoh, ''Tuh, mulutmu mungil, ya!; Wah, rambutmu masih botak!''
5. Berkomentar mengenai kemampuan atau perilaku bayi
Contohnya, ''Wah, Rini sudah bisa duduk!; Eeee, Tono sudah bisa berdiri?; Horee, anakku sudah bisa jalan!''
6. Bercerita tentang benda-benda di sekitar bayi
Contoh, ''Ini namanya bantal. Warnanya merah muda. Ada gambar Winnie the Pooh-nya.; Yang ini namanya boneka Teletubbies. Ini yang warna merah. Ini yang warnanya hijau. Yang itu ungu. Nih, coba peluk.''
7. Bercerita tentang kegiatan yang sedang dilakukan pada bayi
Contoh, ''Adik mandi dulu, ya? Pakai air hangat, pakai sabun, biar bersih, biar kumannya hilang,
biar kulitnya bagus. Sekarang dihandukin biar kering, tidak kedinginan. Wah, Adik wangi. Sekarang pakai baju dan celana. Nah, selesai. Enak, kan? Habis ini minum ASI terus tidur, ya?''
8. Bercerita tentang kegiatan yang sedang dilakukan orang tua
Contohnya, ''Mama sekarang mau bikin susu buat adik! Ini susunya 3 takar ditambah air 90 ml, terus dikocok-kocok. Terlalu panas enggak? Oh, enggak. Nah, siap deh!''
II. Dengarkan suara bayi, berikan jawaban atau pujian
Ketika bayi bersuara atau berbicara walaupun tidak jelas, segeralah ayah/ibu menoleh dan memandang ke arah bayi dan mendengarkan suaranya seolah-olah mengerti maksudnya.
Pandang matanya, tirukan suaranya, berikan jawaban atau pujian, seolah-olah bayi mengerti jawaban ayah/ibu.
Contoh: Ta-ta-ta-ta? Ma-ma-ma-ma? Kenapa, sayang? Minta susu? Mau pup?
III. Bermain sambil berbicara
- Cilukba
Ayah/ibu mengucapkan, ''Ciluuuuuuk!'' sambil menutup muka dengan bantal beberapa detik kemudian bantal disingkirkan sambil ayah/ibu mengucapkan, ''Baaaaaa!''
- Kapal terbang
''Nih ada kapal sedang terbang. Ngengngngngng...'' Lalu arahkan kapal terbang mendekati wajah si kecil terus mendarat di atas perutnya.
- Boneka
Seolah-olah ayah/ibu berbicara kepada bayi, ''Halo, kamu bayi yang lucu, ya?''
- Menyebutkan anggota badan
Misalnya, ''Ini tangan. Ini kaki. Tiiiik...kitik...kitik., ini jari-jari.''
IV. Bernyanyi sambil bermain
Putarkan kaset lagu anak-anak, ikutlah bernyanyi, sambil bertepuk tangan dan goyang kepala.
Misalnya, ''Pok-ame-ame, belalang kupu-kupu, tepok biar ramai, pagi-pagi minum .... susu.'';
''Cicak-cicak di dinding, diam-diam merayap, datang seekor nyamuk, .....hap! Lalu ditangkap.'';
''Dua mata saya, hidung saya satu...,'' sambil menunjuk ke mata, hidung dan seterusnya.
V. Membacakan cerita sambil menunjukkan gambar-gambar
Bacakan cerita singkat dari buku cerita anak yang bergambar. Tunjukkan gambar tokoh-tokoh yang ada dalam cerita seperti binatang, benda-benda, dan manusia.
VI. Banyak berbicara sepanjang jalan ketika bepergian
Tunjuklah benda-benda atau kejadian sambil menyebutkan dengan kata-kata secara berulang-ulang. Itu layang-layang sedang terbang, itu kakak sedang menyeberang jalan, itu burung sedang terbang, itu pohon ada bunganya, dan lainnya.
VI. Bermain dengan anak lain yang lebih jelas dan lancar berbicaranya
Ajak bayi bermain dengan anak lain seperti kakak, tetangga, atau sepupu yang sudah lebih jelas
berbicaranya. Kemudian, bermain bersama menggunakan boneka, kubus, balok, lego, buku bergambar dan lainnya.
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Menurut Soedjatmiko ada beberapa hal yang mesti diperhatikan orang tua ketika mengajarkan berbicara pada bayi adalah :
- Jangan memaksa si kecil berbicara.
- Kalau bayi bersuara walaupun tidak jelas, tetapberikan jawaban seolah-olah ibu/ayah mengerti ucapannya.
- Pujilah segera kalau dia seolah berbicara benar.
- Jangan menyalahkan kalau ucapannya tidak benar.
- Kalau bayi sudah bosan sebaiknya beralihlah ke kegiatan lain yang menarik dan menyenangkan.
- Jangan memotong ocehan bayi. Inilah alasannya :
(1) Saat mengoceh, bayi sebenarnya sedang berusaha menyampaikan pendapat atau ide-idenya. Kalau orang tua sampai memotong ocehan bayi, berarti juga memotong ide yang ingin disampaikan bayi. Perlu diketahui, mengoceh merupakan bagian dari latihan mengembangkan pendapat maupun ide.
(2) Kalau orang tua sering memotong ocehan bayi, dikhawatirkan si kecil kelak tak memiliki
kepercayaan diri yang kuat. Ia akan selalu takut untuk berbicara.
(3) Bayi ingin ocehannya diperhatikan dan dihargai. Memotong ocehannya akan membuat si bayi merasa tak dihargai. Jadi, jangan sekali-sekali memotong ocehannya.
---
kontribusi Bp. Dede Maulana di milis Balita-Anda
smua yg ada di artikelmu dah aku praktekkin...., skrg anakku dah cerewet, palagi klo' dah liat tv, apa yg diomongin di tv ama dia ditiruin, mknya kadang klo' plg kerja dia dah ngomong yg aneh dan baru gitu aku surprise deh...xixxi
ReplyDeletebtw Lel, commentmu gak keliatan nih..ketutup ama daun2...
htmlnya pindahin dibawahnya comment
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteiya, rosy benerrrr...gw mau komen jadi kudu niat banget niihh, melototin mata :p kekekekek
ReplyDelete